Selama ini, banyak yang mungkin masih mengira bahwa wakaf itu identik dengan menyumbangkan tanah untuk membangun masjid, sekolah, atau kuburan. Padahal, konsep wakaf dalam Islam jauh lebih luas dan fleksibel. Bahkan, kini sudah ada yang namanya wakaf produktif, yang menawarkan cara baru dalam berwakaf secara lebih berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.
Apa Itu Wakaf
Langsung?
Wakaf langsung adalah jenis wakaf yang manfaatnya langsung
bisa dirasakan, biasanya dalam bentuk fisik dan penggunaannya bersifat
konsumtif atau langsung pakai. Misalnya, seseorang mewakafkan sebidang tanah
untuk dibangun masjid, pesantren, atau sekolah. Setelah dibangun, tanah dan
bangunannya digunakan langsung oleh masyarakat.
Contoh wakaf langsung: Tanah untuk masjid, sumur untuk warga
desa, Al-Qur’an untuk mushala, dan bangunan untuk panti asuhan Ciri khasnya:
manfaat wakaf bisa langsung dirasakan, tetapi tidak menghasilkan pemasukan
secara ekonomi. Wakaf jenis ini sangat baik, namun terkadang hanya sekali
manfaat, tanpa mendukung keberlangsungan dana wakaf secara berulang.
Lalu, Apa Itu Wakaf Produktif?
Wakaf produktif adalah pengelolaan dana yang diterima oleh
umat yang dana nya di produktifkan secara berkelanjutan dan dapat menghasilkan
surplus. Wakaf produktif, yaitu jenis wakaf yang mampu memberikan manfaat
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, sayangnya, masih
banyak masyarakat di Indonesia yang memiliki pemahaman terbatas tentang wakaf.
Mereka menganggap wakaf sebatas tanah yang tidak dimanfaatkan secara produktif,
bahkan cenderung menjadi beban karena memerlukan biaya perawatan, seperti makam
dan masjid.
Padahal, wakaf produktif adalah aset tetap yang diwakafkan
untuk dikelola dalam kegiatan produksi, dan hasil dari pengelolaan tersebut
disalurkan kepada pihak yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf. Contohnya
seperti tanah wakaf yang digunakan untuk pertanian, atau sumber mata air yang
dikelola dan airnya dijual untuk umum.
Lebih lanjut, wakaf produktif dapat diartikan sebagai
pemanfaatan harta wakaf untuk kegiatan produktif di sektor pertanian, industri,
perdagangan, maupun jasa. Manfaat utama dari wakaf ini bukan berasal dari benda
yang diwakafkan secara langsung, melainkan dari hasil pengelolaan atau
keuntungan bersih yang diperoleh. Keuntungan tersebut kemudian disalurkan
kepada penerima manfaat sesuai dengan niat dan ketentuan yang ditetapkan oleh
wakif.
Perbedaan Wakaf
Langsung dan Wakaf Produktif
Terdapat beberapa perbedaan antara wakaf langsung dan wakaf
produktif. dilihat dari segi pemanfaatannya, wakaf langsung digunakan langsung
sesuai peruntukannya, tanpa dikelola untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan
wakaf produktif dikelola secara ekonomi
untuk menghasilkan manfaat atau keuntungan yang kemudian disalurkan kepada
penerima manfaat. Penggunaan dari wakaf produktif juga berbeda dengan wakaf
langsung.
Wakaf produktif penggunaannya diperuntukkan untuk ruko yang
disewakan, lahan pertanian yang dikelola, wakaf uang yang diputar dalam usaha
halal. Selain itu, biasanya wakaf langsung pemanfaatannya habis pakai dan tidak
membutuhkan pengelolaan intensif. Sedangkan wakaf produktif pemanfaatannya
berkelanjutan dan bisa dikembangkan juga membutuhkan manajemen profesional dan
strategi bisnis agar hasilnya optimal.
Wakaf langsung dan wakaf produktif memiliki tujuan yang
baik. Oleh karena itu, dari kedua wakaf tersebut dapat menjadi pilihan wakif
untuk berwakaf. Semua kembali pada niat dan kemampuan wakif (orang yang
berwakaf). Wakaf langsung cocok bagi mereka yang ingin melihat manfaat cepat
dan nyata. Sementara wakaf produktif sangat cocok bagi yang ingin melihat
manfaat jangka panjang dan berkelanjutan secara sosial dan ekonomi. Namun, saat
ini banyak lembaga amil wakaf mendorong model wakaf produktif agar lebih optimal
dalam membantu masyarakat. Wakaf tidak lagi diam, tapi berputar dan
memberdayakan.
Kesimpulan
Wakaf bukan lagi hanya soal tanah dan bangunan. Dengan
berkembangnya model pengelolaan keuangan syariah, kini wakaf bisa menjadi
solusi sosial dan ekonomi bagi umat. Baik langsung maupun produktif, yang
terpenting adalah niat tulus untuk memberi manfaat dan membangun peradaban yang
lebih baik.
Jadi, yuk mulai berwakaf sesuai kemampuan kita. Sekecil apa
pun wakafnya, jika dikelola dengan baik, insyaAllah manfaatnya akan mengalir
selamanya.
Ditulis oleh: Aliyatul Ilmi