Artikel
Pembangunan Jembatan Apung Leuwigoong Farm GIS Peduli Bersama Masyarakat & Pemerintah Desa Cimahi Karawang
LAZGIS Peduli
13 Agustus 2025
Pembangunan Jembatan Apung Leuwigoong Farm GIS Peduli Bersama Masyarakat & Pemerintah Desa Cimahi Karawang

Karawang, 12, Agustus 2025 - Di sebuah Dusun Kompa, Desa Cimahi, Kecamatan Klari, terdapat sebuah tempat bernama Leuwigoong. Tempat ini bukan sekadar wilayah biasa  di sana tersimpan sejarah, kehidupan, dan cerita perjuangan yang terus hidup hingga kini.

Leuwigoong dikenal sebagai lokasi situs Makam Raden Arya Wirasaba, seorang pejuang yang mungkin namanya tidak tercatat di daftar pahlawan nasional, tetapi jasanya tetap harum dalam ingatan warga sekitar. Beliau adalah bagian dari sejarah panjang perjuangan masyarakat setempat.

Di sekitar area ini, kelompok petani yang menjadi mitra pemberdayaan GIS Peduli mengolah lahan pertanian dan perkebunan. Hasil bumi dari tanah inilah yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak keluarga. Namun, untuk sampai ke tanah garapan tersebut, para petani harus melintasi sebuah danau bekas galian pasir yang cukup luas.

Satu-satunya jalur penghubung adalah sebuah jembatan apung yang terbuat dari kayu dan drum plastik yang dirangkai. Selama hampir 10 tahun, jembatan ini menjadi nadi penghubung antara harapan dan kenyataan, antara rumah dan ladang, antara kerja keras dan hasil panen. Namun, waktu dan cuaca telah meninggalkan jejaknya. Kayu mulai lapuk, drum plastik mulai rapuh, dan setiap langkah di atas jembatan terasa semakin mengkhawatirkan.

Bagi para petani, jembatan ini adalah urat nadi kegiatan mereka. Tanpa jembatan, mereka harus menempuh jalur memutar yang jauh lebih lama dan melelahkan. Namun, kondisi jembatan yang semakin rusak berarti keselamatan mereka terancam setiap kali menyeberang.

Tidak menunggu bantuan datang dari luar, GIS Peduli, Pemerintah Desa Cimahi, dan para petani setempat memutuskan untuk bergerak. Mereka memilih jalan yang paling mulia yaitu dengan bergotong royong.

Di pagi hari yang cerah, warga berkumpul di tepi danau. Tidak ada perbedaan antara relawan, petani, atau aparat desa  semuanya bekerja bahu membahu. Ada yang memotong kayu, ada yang merangkai drum, ada yang mengikat tali, dan ada pula yang mengangkat serta menyusun material.

Pendanaan diperoleh dari iuran sukarela para petani, disokong pula oleh bantuan dari Pemdes Cimahi dan dukungan penuh GIS Peduli. Bagi mereka, ini bukan hanya tentang memperbaiki jembatan, tetapi juga memperbaiki rasa aman dan kenyamanan dalam bekerja.

Rasulullah bersabda:
"Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan saling peduli bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, seluruh tubuh akan merasakan sakit dan tidak bisa tidur."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi pengingat bahwa kepedulian bukan hanya ucapan, tetapi tindakan nyata yang dirasakan manfaatnya oleh orang lain.

Manfaat dari Perbaikan Jembatan Apung

Perbaikan jembatan apung ini membawa banyak manfaat, antara lain:


1.  Keselamatan Terjaga

Dengan jembatan apung yang sudah diperbaiki dan diperkuat, risiko kecelakaan saat warga menyeberang dapat diminimalkan. Warga kini bisa melintas dengan lebih aman, baik saat membawa barang, hasil panen, maupun ketika berjalan kaki.

2. Kelancaran Aktivitas
Perbaikan ini membuat para petani dapat mengangkut hasil panen mereka dengan lebih cepat dan tanpa hambatan. Tidak ada lagi rasa khawatir jembatan akan patah atau bergoyang berlebihan saat dilalui.

3. Mempermudah Akses Pendidikan
Anak-anak sekolah yang setiap hari harus melintas kini dapat pergi dan pulang sekolah dengan lebih tenang. Jembatan yang kokoh menghilangkan kekhawatiran akan terpeleset atau jatuh.

4. Menumbuhkan Kebersamaan
Proses perbaikan yang dilakukan secara gotong royong mempererat hubungan antarwarga. Semangat saling membantu ini menumbuhkan rasa persaudaraan dan kepedulian sosial yang tinggi.

5.  Menjadi Ladang Amal Jariyah
Setiap orang yang melintas di atas jembatan ini akan membawa pahala bagi mereka yang terlibat dalam pembangunannya. Pahala tersebut akan terus mengalir selama jembatan ini bermanfaat dan digunakan untuk kebaikan.

Kisah perbaikan jembatan apung di Leuwigoong adalah pengingat bahwa kekuatan sebuah komunitas terletak pada persatuan dan kepedulian. Dalam suasana yang penuh semangat, tidak ada yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Semua sejajar, semua saling mengulurkan tangan.

Alhamdulillah, berkat kerja sama ini, jembatan kini berdiri lebih kokoh, siap mengantarkan langkah demi langkah para petani menuju ladang dan pulang dengan membawa hasil dari kerja keras mereka.

Semoga semangat ini tidak berhenti di sini. Semoga gotong royong, kebersamaan, dan rasa peduli yang telah ditunjukkan warga Leuwigoong bisa menjadi teladan bagi kita semua. Sebab, pada akhirnya, jembatan yang sesungguhnya adalah hati yang saling terhubung.

Bagikan artikel ini
Artikel Terkait