Artikel
Healing Ala Rasulullah: 5 Sunnah Nabi untuk Mengatasi Stres dan Kecemasan di Era Modern
LAZGIS Peduli
30 Juli 2025
Healing Ala Rasulullah: 5 Sunnah Nabi untuk Mengatasi Stres dan Kecemasan di Era Modern

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, stres dan kecemasan menjadi tamu tak diundang yang akrab bagi banyak dari kita. Tuntutan pekerjaan, masalah finansial, tekanan sosial, hingga banjir informasi di media sosial kerap membuat mental kita "panas" dan "lelah". Tak heran, banyak orang mencari cara untuk healing, memulihkan diri dari beban pikiran.

GIS Peduli memahami bahwa solusi tidak selalu harus rumit. Tahukah Anda, jauh sebelum istilah "healing" populer, Rasulullah SAW telah mengajarkan metode-metode terapi Islam yang luar biasa efektif untuk menenangkan jiwa dan pikiran? Sunnah-sunnah beliau bukan hanya menyehatkan rohani, tetapi juga terbukti memiliki dampak positif pada kesehatan mental muslim kita.

Mari kita selami 5 sunnah Nabi Muhammad SAW yang bisa jadi "obat mujarab" untuk healing islami Anda di era modern ini, lengkap dengan dalil shahih dan pendekatan data terkini.


1. Salat: Bukan Sekadar Gerakan Fisik, Tapi Dialog Hati dengan Ilahi

Bagi seorang muslim, salat adalah tiang agama. Namun, lebih dari itu, salat adalah momen krusial untuk "me-reboot" diri. Dalam sehari, kita diwajibkan salat lima waktu. Bayangkan, lima kali kesempatan untuk meninggalkan sejenak kesibukan dunia, menghadap Sang Pencipta, dan mencurahkan segala beban.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45).

Riset modern menunjukkan bahwa salat, dengan gerakan fisik yang teratur dan fokus pada pernapasan, mirip dengan praktik meditasi atau yoga yang terbukti mengurangi hormon kortisol (hormon stres). Sebuah studi dari Journal of Religion and Health (2019) menunjukkan bahwa individu yang rutin salat cenderung memiliki tingkat stres dan depresi yang lebih rendah. Gerakan sujud, misalnya, dapat melancarkan aliran darah ke otak, meningkatkan konsentrasi, dan meredakan ketegangan. Ketika Anda khusyuk dalam salat, Anda akan merasakan ketenangan yang tak terhingga, seolah semua masalah terangkat dari pundak. Ini adalah sunnah penenang hati yang paling dasar dan powerful.


2. Dzikir: Getaran Positif untuk Hati yang Gelisah

Dzikir adalah mengingat Allah SWT, baik dengan lisan, hati, maupun perbuatan. Saat hati diliputi kegelisahan, berdzikir adalah salah satu cara paling ampuh untuk menenangkan jiwa.

Allah SWT berfirman, "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan berzikir kepada Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28).

Ilmu psikologi modern mengakui kekuatan afirmasi positif dan repetisi kata-kata baik untuk memengaruhi alam bawah sadar. Dzikir adalah bentuk afirmasi ilahiah yang paling tinggi. Ketika Anda mengulang-ulang "Subhanallah" (Maha Suci Allah), "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah), atau "La ilaha illallah" (Tiada Tuhan Selain Allah), Anda tidak hanya melafalkan kata-kata, tetapi juga menanamkan keyakinan dan rasa syukur dalam hati. Penelitian dari Harvard Medical School (2020) mengenai efek spiritualitas terhadap kesehatan mental menyoroti bagaimana praktik-praktik seperti dzikir dapat menciptakan respons relaksasi, mengurangi tekanan darah, dan meningkatkan mood. Dzikir secara rutin, terutama dzikir pagi dan petang, akan menjaga hati Anda tetap terhubung dengan kekuatan yang Maha Besar, menghilangkan kecemasan akan hal-hal yang tidak mampu kita kontrol.


3. Membaca Al-Qur'an: Penyejuk Jiwa dan Penuntun Arah

Al-Qur'an adalah kalamullah, pedoman hidup umat Islam. Membacanya bukan hanya berpahala, tetapi juga memberikan ketenangan luar biasa bagi jiwa yang resah.

Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi para pembacanya." (HR. Muslim). Meski hadis ini fokus pada syafaat, pengalaman spiritual menunjukkan efek menenangkan dari membaca Al-Qur'an.

Mendengarkan atau membaca Al-Qur'an secara teratur dapat mengaktifkan area-area di otak yang berhubungan dengan emosi positif dan relaksasi. Sebuah studi di University of Derby (2018) meneliti dampak mendengarkan bacaan Al-Qur'an pada mahasiswa, dan hasilnya menunjukkan penurunan tingkat stres dan peningkatan rasa damai. Al-Qur'an juga berisi kisah-kisah inspiratif, nasehat, dan petunjuk hidup yang dapat memberikan perspektif baru terhadap masalah yang sedang dihadapi. Ketika Anda merasa bingung atau tertekan, membuka lembaran Al-Qur'an bisa jadi cara terbaik untuk menemukan jawaban dan sunnah penenang hati yang Anda butuhkan.


4. Bersedekah: Melepas Beban dengan Memberi Manfaat

Kadang kala, sumber stres dan kecemasan datang dari fokus yang berlebihan pada diri sendiri dan masalah pribadi. Bersedekah, bahkan dalam jumlah kecil, dapat mengalihkan fokus tersebut dan membuka pintu kebahagiaan.

Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah itu dapat memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi). Meskipun konteksnya tentang dosa, sedekah juga sering diartikan sebagai "pemadam" berbagai kesulitan dan kesusahan hidup.

Fenomena "helper's high" adalah istilah psikologi yang menggambarkan perasaan bahagia dan kepuasan setelah membantu orang lain. Saat kita bersedekah, otak melepaskan hormon endorfin dan oksitosin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan dan ikatan sosial. Charities Aid Foundation (CAF) melaporkan dalam World Giving Index 2023 bahwa negara-negara dengan tingkat kebahagiaan tinggi seringkali juga memiliki tingkat kedermawanan yang tinggi. Ketika Anda memberi, Anda tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga merasakan kebahagiaan yang tulus dan meringankan beban pikiran. GIS Peduli mengajak Anda untuk merasakan langsung manfaat ini melalui berbagai program filantropi kami. Ini adalah terapi Islam yang memberikan dampak ganda: kebahagiaan bagi pemberi dan penerima.


5. Silaturahmi: Mempererat Ikatan, Mengurangi Kesendirian

Di era digital, kita sering merasa terhubung namun sebenarnya kesepian. Silaturahmi, atau menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kerabat, adalah benteng penting dari rasa terisolasi dan sumber kesehatan mental muslim yang kuat.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).

Studi dari American Psychological Association (2021) secara konsisten menunjukkan bahwa dukungan sosial yang kuat adalah salah satu faktor pelindung terbesar terhadap depresi dan kecemasan. Berinteraksi secara langsung, berbagi cerita, atau sekadar tertawa bersama orang-orang terdekat dapat melepaskan stress dan membangun rasa memiliki. Di tengah serbuan media sosial yang sering menciptakan perbandingan dan rasa tidak aman, kembali ke interaksi sosial yang otentik dan hangat adalah sunnah penenang hati yang tak ternilai. Silaturahmi adalah bentuk healing islami yang menguatkan komunitas dan individu secara bersamaan.


GIS Peduli mengajak Anda untuk menjadikan sunnah-sunnah Rasulullah SAW ini sebagai bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern Anda. Dengan mengamalkan salat yang khusyuk, berdzikir setiap waktu, membaca Al-Qur'an secara rutin, bersedekah untuk sesama, dan menjaga silaturahmi, insya Allah hati Anda akan lebih tenang, jiwa Anda lebih damai, dan Anda siap menghadapi tantangan zaman dengan mental yang prima. Mari beraksi, mari ber-"healing" ala Rasulullah!

Bagikan artikel ini
Artikel Terkait