Artikel
5 Hadis Tentang Rezeki: Panduan Meraih Berkah dan Ketenangan Hati
LAZGIS Peduli
18 Agustus 2025
5 Hadis Tentang Rezeki: Panduan Meraih Berkah dan Ketenangan Hati

Pernahkah kamu merasa khawatir tentang rezeki? Mungkin pekerjaan yang tak kunjung datang, bisnis yang sepi pelanggan, atau kebutuhan hidup yang terasa semakin berat. Perasaan cemas ini wajar, sebab rezeki adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Namun, dalam Islam, rezeki bukan sekadar materi. Lebih dari itu, rezeki adalah karunia Allah SWT yang luas dan tak terhingga, meliputi kesehatan, keluarga yang harmonis, hingga ketenangan hati.

Artikel ini akan mengajak Kamu menyelami makna rezeki melalui hadis-hadis sahih, bukan hanya sebagai motivasi, tapi juga sebagai panduan praktis untuk meraih hidup yang penuh berkah. Kami akan mengupas tuntas lima hadis pilihan yang relevan dengan kehidupan modern, dilengkapi data dan fakta menarik agar pemahaman Kamu lebih mendalam.


1. Rezeki Bukan Hanya Uang: Hadis Tentang Kekayaan Hati

Banyak orang mengukur kekayaan dari seberapa banyak harta yang dimiliki. Padahal, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan makna kekayaan yang sesungguhnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan yang hakiki adalah kekayaan jiwa (hati)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari tumpukan uang atau barang mewah. Seorang kaya raya bisa saja merasa miskin jika hatinya selalu dipenuhi rasa kurang, iri, dan tamak. Sebaliknya, seseorang dengan penghasilan pas-pasan bisa merasa sangat kaya jika hatinya lapang dan senantiasa bersyukur.

Data dari World Happiness Report tahun 2024 menunjukkan bahwa negara-negara dengan PDB per kapita tinggi tidak selalu menjadi yang paling bahagia. Faktor-faktor seperti dukungan sosial, kebebasan, dan kedermawanan jauh lebih berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaan masyarakat. Ini sejalan dengan hadis di atas, di mana ketenangan hati dan kekayaan jiwa menjadi kunci utama kebahagiaan.

Jadi, mulailah dengan mensyukuri apa yang sudah Kamu miliki. Kesehatan yang prima, keluarga yang utuh, dan teman yang baik adalah rezeki yang tak ternilai. Dengan hati yang kaya, rezeki materi pun akan mengalir mengikuti.


2. Berikhtiar Sepenuh Hati, Rezeki Akan Mengikuti

Setelah memahami bahwa rezeki adalah karunia yang luas, lantas apakah kita hanya perlu berdiam diri dan menunggu? Tentu tidak. Islam mengajarkan pentingnya ikhtiar (usaha).

Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Sekamuinya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberikan rezeki sebagaimana seekor burung yang keluar di pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian kembali di sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi)

Hadis ini sering disalahpahami sebagai ajakan untuk pasrah tanpa usaha. Padahal, makna di baliknya justru sebaliknya. Burung tidak berdiam diri di sarangnya. Ia "keluar di pagi hari" untuk mencari rezeki. Ini adalah simbol dari ikhtiar yang maksimal. Burung tersebut tidak tahu di mana rezeki itu berada, namun ia tetap terbang, berusaha, dan yakin bahwa Allah akan menolongnya.

Berdasarkan data dari Bank Dunia, tingkat kemiskinan di Indonesia terus menurun. Salah satu faktor utama adalah pertumbuhan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didorong oleh semangat kewirausahaan masyarakat. Ini membuktikan bahwa ikhtiar yang diiringi keyakinan kuat (tawakal) dapat membuahkan hasil nyata.

Oleh karena itu, jangan pernah berhenti berikhtiar. Rancanglah strategi, tingkatkan keterampilan, dan berjejaringlah. Rezeki tidak akan datang begitu saja, ia akan menghampiri Kamu yang gigih menjemputnya.


3. Rezeki Datang Bersama Sedekah dan Kebaikan

Salah satu pintu rezeki yang paling ajaib adalah sedekah. Banyak orang khawatir hartanya berkurang karena bersedekah, padahal dalam Islam, justru sebaliknya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah sedekah itu mengurangi harta." (HR. Muslim)

Secara matematis, mengeluarkan sebagian harta memang mengurangi jumlahnya. Namun, keberkahan sedekah membuat harta yang tersisa terasa lebih cukup, dan Allah akan menggantinya dengan cara yang tak terduga.

Sebuah studi oleh University of British Columbia menunjukkan bahwa menyumbang uang untuk orang lain dapat meningkatkan rasa bahagia secara signifikan dibandingkan dengan membelanjakannya untuk diri sendiri. Ini adalah bentuk lain dari rezeki, yaitu rezeki kebahagiaan. Saat kita berbagi, hati kita menjadi lebih tenang dan damai.

Selain itu, sedekah juga membuka pintu rezeki yang lain. Saat Kamu membantu orang, orang lain akan melihat kebaikan Kamu. Ini bisa membuka peluang kerja baru, relasi bisnis yang menguntungkan, atau kemudahan dalam urusan hidup. Sedekah adalah investasi spiritual yang mendatangkan keuntungan duniawi dan akhirat.


4. Istighfar dan Takwa, Kunci Kelapangan Rezeki

Ketika rezeki terasa seret, terkadang kita lupa bahwa dosa bisa menjadi penghalangnya. Memohon ampun kepada Allah (istighfar) dan meningkatkan ketakwaan bisa menjadi solusi yang sering kita lewatkan.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Nuh ayat 10-12: "Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai'."

Ayat ini dengan jelas mengaitkan istighfar dan ketakwaan dengan kelapangan rezeki. Beristighfar bukan hanya menghapus dosa, tapi juga memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Ketika hubungan itu baik, Allah akan membuka pintu-pintu rezeki yang sebelumnya tertutup.

Rezeki di sini tidak hanya tentang harta, tapi juga hujan, kebun, dan sungai. Ini adalah simbol dari keberkahan alam dan kehidupan secara keseluruhan.

Berdasarkan laporan dari Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi menjadi salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan kesenjangan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa ketakwaan dan kejujuran (bagian dari takwa) sangat esensial untuk menciptakan sistem yang adil dan makmur, di mana rezeki bisa mengalir kepada seluruh lapisan masyarakat.


5. Rezeki Telah Ditentukan dan Tidak Akan Tertukar

Kekhawatiran terbesar manusia adalah merasa rezekinya akan diambil orang lain. Padahal, Allah SWT telah menjamin bahwa setiap makhluk memiliki bagiannya masing-masing.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Wahai anak, sesungguhnya sekamuinya seluruh manusia bersepakat untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Dan sekamuinya mereka semua berkumpul untuk mencelakaimu, niscaya mereka tidak bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu." (HR. Tirmidzi)

Hadis ini adalah penenang hati yang luar biasa. Ia mengajarkan kita untuk tidak iri dan dengki terhadap rezeki orang lain. Setiap orang memiliki takdirnya masing-masing, dan rezeki adalah salah satunya. Rezeki yang ditakdirkan untuk Kamu tidak akan pernah salah alamat.

Riset dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa perbandingan sosial (membandingkan diri dengan orang lain) adalah penyebab utama ketidakbahagiaan. Hadis ini memutus rantai perbandingan tersebut. Dengan memahami bahwa rezeki tidak akan tertukar, kita bisa fokus pada diri sendiri, berikhtiar dengan maksimal, dan senantiasa bersyukur tanpa perlu memusingkan pencapaian orang lain.

Dengan keyakinan ini, hidup akan terasa lebih damai dan penuh ketenangan. Rezeki bukan lagi menjadi sumber kekhawatiran, melainkan bukti nyata kasih sayang Allah SWT.


Rezeki adalah ujian dan anugerah. Melalui hadis-hadis di atas, kita diajarkan bahwa rezeki bukan hanya uang, melainkan juga kekayaan hati, kesehatan, dan keluarga. Kuncinya terletak pada ikhtiar yang maksimal, tawakal yang total, sedekah yang ikhlas, istighfar yang tulus, dan keyakinan bahwa rezeki telah dijamin oleh Allah.

Semoga artikel ini bisa menjadi motivasi bagi Kamu untuk terus berikhtiar di jalan yang benar, menjemput rezeki yang penuh berkah, dan meraih ketenangan hati yang hakiki. Jika Kamu ingin mendukung program-program filantropi yang membantu sesama, mari bersama-sama menyebarkan kebaikan melalui GIS Peduli. Kebaikan Kamu adalah rezeki bagi mereka, dan insya Allah, akan membuka pintu-pintu rezeki bagi Kamu.

Bagikan artikel ini
Artikel Terkait