Pernahkah
Sahabat membayangkan, bagaimana rasanya menjadi seorang anak yang harus tumbuh
tanpa kehadiran orang tua di sisinya? Kehilangan
kasih sayang, bimbingan, dan dukungan yang seharusnya mereka dapatkan sejak
kecil? Di tengah kondisi sulit itu, masih ada cahaya harapan yang lahir dari
ruang-ruang kecil penuh keikhlasan, seperti rumah sederhana milik Ustadz
Mar’i Muhammad, yang berada di Dusun Krajan, Desa Cimahi, Kabupaten
Karawang.
Di rumah
itulah, sekelompok anak yatim dan yatim piatu dhuafa setiap
harinya menemukan tempat untuk belajar dan mengaji. Meski bangunannya
sederhana, suasananya selalu hangat dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Ustadz
Mar’i, seorang sukarelawan yang rela menjadikan rumahnya sebagai tempat
mengaji, adalah sosok yang dengan tulus menghadirkan kesempatan bagi anak-anak
ini untuk terus dekat dengan Al-Qur’an.
Tidak setiap
hari mereka bisa berkumpul, namun setiap kali ada kesempatan, semangat
anak-anak ini sungguh luar biasa. Wajah-wajah ceria itu tampak begitu bahagia
saat duduk berdekatan, membaca Al-Qur’an bersama, dan mendengarkan nasihat dari
ustadz tercinta. Meskipun hidup dalam keterbatasan ekonomi, rasa syukur dan
kegembiraan mereka terpancar jelas.
Bagi sebagian
besar anak-anak, mengaji mungkin hanya rutinitas. Namun, bagi anak-anak yatim
dan dhuafa ini, mengaji adalah momen penuh makna. Di situlah mereka
merasa memiliki keluarga baru, sahabat yang saling menyemangati, dan seorang
ustadz yang selalu hadir mendampingi dengan penuh kasih sayang.
Di tengah
keterbatasan, semangat belajar mereka tak pernah padam. Justru, kondisi
sulit semakin memotivasi mereka untuk terus berusaha. Ketika GIS Peduli menyalurkan
paket alat tulis bagi anak-anak ini di Dusun Krajan, Desa Cimahi, Kabupaten
Karawang, kegembiraan mereka tidak bisa disembunyikan. Satu per satu mereka
menerima buku tulis, pensil, dan perlengkapan sekolah sederhana dengan mata
berbinar.
Bagi sebagian
orang, mungkin alat tulis hanyalah benda kecil. Namun bagi anak-anak ini, setiap
lembar buku adalah ruang untuk menuliskan mimpi, setiap pensil adalah alat
untuk merangkai masa depan. Dukungan kecil itu menjadi energi besar yang
mampu menumbuhkan semangat baru di tahun ajaran baru.
Tahun ajaran
baru selalu identik dengan lembaran baru. Bagi anak-anak yatim ini, tahun
ajaran baru bukan sekadar pergantian kelas, tetapi momentum untuk
membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi tidak akan menghalangi mereka untuk
terus belajar lebih giat.
Semangat mereka
ibarat api yang tak pernah padam. Dengan alat tulis baru di tangan, mereka
merasa lebih percaya diri. Ada harapan bahwa kelak, lewat pendidikan, mereka
bisa meraih cita-cita, mengangkat martabat keluarga, dan menjadi generasi
penerus yang bermanfaat bagi banyak orang.
Islam begitu
memuliakan anak yatim. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Aku dan
orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,"
sambil beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah, serta merenggangkan
keduanya.
(HR. Bukhari)
Hadits ini
menegaskan betapa mulianya orang-orang yang peduli terhadap anak yatim. Setiap
bentuk perhatian, dukungan, dan kasih sayang kepada mereka akan dibalas dengan
kedudukan istimewa di sisi Allah kelak.
Sahabat, di
balik senyum ceria anak-anak ini, tersimpan tanggung jawab besar yang bisa kita
pikul bersama. Mereka membutuhkan uluran tangan agar tetap bisa melanjutkan
pendidikan tanpa hambatan. Dukungan yang kita berikan, sekecil apa pun, bisa
menjadi penguat langkah mereka menuju masa depan yang lebih baik.
Bayangkan,
hanya dengan menyediakan paket alat tulis atau perlengkapan belajar sederhana,
kita bisa membuat seorang anak merasa lebih bersemangat pergi ke sekolah.
Dengan sedekah yang kita sisihkan, kita bisa menjadi bagian dari perjalanan
panjang mereka meraih mimpi.
Pendidikan
adalah kunci utama untuk memutus rantai kemiskinan. Anak-anak yatim dan dhuafa
yang saat ini terbatas ekonominya, memiliki potensi besar jika diberi
kesempatan. Dengan dukungan kita bersama, mereka bisa tumbuh menjadi generasi
yang kuat, berilmu, dan berakhlak mulia.
Program bantuan
pendidikan yang dilakukan GIS Peduli adalah salah satu bentuk nyata
kepedulian masyarakat terhadap masa depan anak-anak yatim. Lewat program ini,
setiap donasi yang masuk disalurkan dalam bentuk yang tepat sasaran, sehingga
benar-benar dirasakan manfaatnya oleh penerima.
GIS Peduli menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
donatur dan sahabat dermawan yang sudah berbagi kebaikan. Dukungan Sahabat
menjadi bukti nyata bahwa kepedulian tidak mengenal batas. Berkat kontribusi
yang diberikan, anak-anak yatim di Dusun Krajan, Desa Cimahi, Kabupaten
Karawang bisa tersenyum lebih ceria, bersemangat belajar, dan melangkah
lebih yakin menuju masa depan.
Semoga setiap
kebaikan yang dititipkan kepada mereka berbalas pahala yang berlipat ganda dari
Allah, serta menjadi amal jariyah yang terus mengalir hingga akhir hayat.
Sahabat, mereka
tidak meminta dilahirkan sebagai yatim. Namun mereka berhak mendapatkan masa
depan yang layak. Dengan tangan kita yang terbuka, insyaAllah semangat
belajar mereka akan semakin berkobar.
Mari jadikan
tahun ajaran baru ini sebagai momentum kebaikan bersama. Jika anak-anak ini
saja tidak pernah lelah bermimpi, mengapa kita harus ragu membantu mereka?
Setiap sedekah yang kita berikan akan menjadi cahaya harapan di jalan
pendidikan mereka.