Kalimat move on mungkin sudah tidak asing lagi dalam pendengaran kita, bahkan sangat sering di bahas dalam keseharian kita. Saat ini move on lebih sering dikaitkan dengan percintaan, seperti contohnya untuk melupakan mantan. Namun faktanya, move on sendiri bisa dikaitkan dengan banyak hal dalam hidup, selain dari permasalahan percintaan sendiri.
Seperti contohnya, ketika kita ingin berubah dari kebiasaan lama ke kebiasaan baru, merubah cara makan kita, meninggalkan kebiasaan buruk, mengubah cara pandang untuk lebih positif dan banyak hal lainnya yang bisa dikaitkan dengan move on.
Namun, nyatanya yang di pahami oleh kebanyakan orang yang mempraktekan hal tersebut adalah dengan melupakan ataupun tidak melakukannya lagi, hal tersebut sah saja, dan sangat bisa dipraktekan. Tidak semua manusia sama, terlebih dalam mengaplikasikan cara tersebut. Ada yang bisa dan akhirnya sukses dengan cara tersebut, ada juga yang mau melangkah namun baru sebatas terpikirkan dan belum sama sekali beranjak dikarenakan satu dan lain hal.
Maka dari itu, artikel ini akan sangat tepat untuk mereka yang sedang berjuang untuk move on menurut versinya masing masing. Menurut Islam dan juga beberapa hadits, Islam memberikan beberapa jalan untuk melaluinya, berikut 3 cara move on menurut ajaran Islam yang bisa Anda coba.
- Berdamai Dengan Diri Sendiri
Sebagai seorang manusia, banyak hal dalam hidup yang akhirnya mewarnai lika liku kehidupan, ada yang baik maupun buruk, dan hal yang sering terjadi ialah kita selalu fokus terhadap kekurangan dan masalah. Lantas bagaimana cara berdamai dengan semua hal itu? yakni dengan menerima apa yang telah terjadi denga lapang dada, karena mau bagaimana pun luka dan masalalu sudah berlalu, tertinggal jauh di belakang.
Hal ini mungkin amat mudah dikatakan, namun dalam prakteknya sangatlah sulit, dikarenakan terkait dengan masalalu dan hati, namun bukan berarti tidak bisa untuk akhirnya bisa. Namun apakah hanya itu? Jelas tidak, kalau bisa, tuliskan apa yang menjadi sesuatu yang saat ini masih terpikirkan dan belum bisa diterima, lalu selesaikan apa yang bisa di selesaikan, dan ikhlaskan apa yang memang semestinya diikhlaskan. Biarlah yang telah berlalu, dan fokuslah apa yang menjadi keinginan kita untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya, karena buah dari menyelesaikan apa yang harus diselesaikan dan selalu belajar untuk mengikhlaskan, sangat amat dibutuhkan oleh mereka yang sedang mencoba belajar menerima, menyelesaikan dan move on itu sendiri, yaitu ketenangan hati.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan … ” (QS. An-Nisa [4]: 125)
- Memperbaiki Ibadah
Apa hubungan antara memperbaiki ibadah dengan move on?, mari kita bahas sedikit. Banyak dari mereka yang sudah bisa beribadah dengan baik dan benar, namun tidak sedikit dari mereka yang masih berusaha untuk bisa fokus beribadah. Kita diciptakan oleh Allah SWT, Dzat satu satunya untuk kita bisa meminta hal yang terbaik dari yang lebih tau apa yang akan kita hadapi kedepannya.
Dengan memperbaiki ibadah, dimulai dengan langkah awal diatas, yakni dengan berdamai dengan diri sendiri, hal ini bisa menjadi jalan untuk kita bisa beribadah lebih fokus lagi, dikarenakan permasalahan ataupun hal hal yang harus diselesaikan, sudah berproses maupun sudah terselesaikan, yang akhirnya beban pikiran yang menghalangi ke fokusan ibadah bisa berkurang.
Lantas bilamana kita sudah bisa lebih fokus lagi dalam beribadah, Interaksi seorang hamba dan tuhannya akan bisa lebih baik lagi bukan?. Terlebih berdoa akan hal yang sedang diminta, terkait dengan move on.
Allah berfirman pada hadis Qudsi, ”Apabila seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati- Ku satu jengkal, Aku akan mendekatinya satu hasta.” (HR Bukhari dan Muslim).
- Menyibukan Diri Dengan Hal Positif
Bila dua langkah di awal sudah mulai diusahakan, maka hal selanjutnya yang bisa menjadi fokus kita adalah menutup apa yang telah lalu dan fokus kedepan, yakni dengan menyibukan dan memantapkan diri dengan hal hal positif. Pertanyaanya apakah hal hal yang kita lakukan saat ini sudah positif dan bermanfaat, terlebih usaha kita untuk move on?.
Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan, kita seringkali pada akhirnya membangun habit, visi maupun misi dan hidup kita yang ternyata tidak ada buah yang bisa kita petik, melainkan hanya masalah dan kembali fokus dengan hal hal yang pada akhirnya kita sadar hal tersebut sangatlah sia sia. Bila iya, berarti kini waktunya untuk berbenah, menutup pintu masalalu dan melangkah maju kedepan.
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita.” (QS At Taubah : 40)
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar Ra’d: 11)
Ditulis oleh Fajar Ramadhan, Mahasiswa STEI SEBI