SANTINI, namanya. Siswi SMP-IT Gema Insan Cendekia kelas 8 yang ceria itu, adalah salah satu yatim binaan YGIS Cabang Karawang.
Tak di sekolah, tak di rumah, Santini dikenal sebagai anak yang periang dan juga ceria. Santini juga sangat aktif dalam setiap kegiatan yayasan baik dalam istighotsah ataupun kegiatan yang lainnya.
Santini saat ini tinggal bersama Uwa (Kakak ayahya) di kampung tidak jauh dari SMP IT GIC dimana dia bersekolah.
Selain sekolah dari pagi hingga tengah hari, bila tidak ada kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan yang lain, Santini selalu buru-buru pulang.
Apa yang dia kerjakan?
Setelah membantu pekerjaan rumah tangga seperti bersih-bersih atau mencuci pakaian, Santini punya kegiatan yang berbeda dengan anak-anak yang lain.
Santini berjualan kue kering dan aneka gorengan buatan Uwanya. Dengan senang hati dia berjualan berkeliling kampung.
Sanukri, Ayah Santini berpulang ke rahmatullah ketika Santini berusia 2 tahun. Sebelum meninggal, Sanukri berpesan kepada kakaknya untuk merawat Santini.
Mungkin feelling sang ayah memang kuat. Tak lama setelah meninggal, Eti (ibunya Santini) pergi ke Kalimantan untuk bekerja. Santini sejak saat itu dalam pengasuhan Uwanya, persis seperti pesan ayahnya.
Tiga belas tahun berlalu, tepatnya dua pekan lalu, Ibu Santini akhirnya pulang dari Kalimantan.
Betapa gembiranya hati Santini bisa bertemu kembali dengan orang yang telah melahirkannya, yang belum pernah Santini temui.
Namun. kegembiraan itu sirna seketika. Berganti dengan duka yang mendalam.
Rabu, (19 Februari 2020) lalu, ibunya Santini meninggal dunia karena sakit gula. Keluarganya mendapati ibunya Santini dalam kondisi jatuh di dapur Rabu pagi.
Kini Santini menjadi yatim piatu, kedua orang terkasihnya telah berpulang.
Namun Santini nampak begitu tabah. Kamis (20 Februari 2020) kemarin, Santini tetap bersekolah seperti biasa. Mungkin kesedihan pilu dan haru, ia kubur dalam hati.
“Selamat jalan ibu, terimakasih telah menengoku untuk yang pertama dan terakhir kali.”
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Semoga amal baik ibunya diterima dan diampuni salahnya, serta Santini kelak menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama dan tercapai cita-citanya. []