BEKASI—Namanya Tata. Ia anak kelima dari sembilan bersaudara. Tata beserta kesembilan saudaranya tinggal di bantaran kali Jembatan Darawolong,Wadas, Karawang, dalam rumah semi permanen yang terbuat dari bilik dan papan. Rumah sederhana yang mungkin menurut kita tak layak huni itu, dibangun oleh almarhum ayahnya. Pun bangunan rumah itu berdiri menumpang di atas tanah seorang pengusaha lokal.
Tata lahir dari keluarga ekonomi lemah. Keempat kakaknya hanya bersekolah hingga SD, bahkan ada yang tidak sekolah. Ayahnya meninggal dunia karena kanker mata yang tidak dapat terobati tiga tahun yang lalu. Kakak-kakaknya bekerja sebagai tukang cuci motor dan juga pembantu. Sementara itu keempat adik Tata masih kecil. Salah satunya kelas 7 SMP, ada yang baru SD dan lainnya belum sekolah.
Tata sendiri tahun ini Alhamdulillah lulus dari SMPIT GIC. Tata menjadi alumnus pertama sekolah yang dinaungi oleh Yayasan Gema lndonesia Sejahtera. Tata saat ini melanjutkan sekolah ke SMK Texmaco Purwasari.
Mei silam, dengan raut muka yang lesu Tata menghadap kami. Ia menyampaikan keinginannya untuk tetap melanjutkan sekolah, sementara ibunya apalah daya tidak memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhannya Tata.
Tata membutuhkan biaya sebesar Rp 1,8 juta untuk biaya pendaftaran dan lain-lain, ditambah biaya SPP bulanan serta Dana Pembangunan yang belum ketahuan berapa besarannya.
”Ah, rasanya tak mungkin,” keluh Tata.
Namun Tata akhirnya memberanikan diri menyampaikan niatnya tersebut kepada kami. Terketuk hati, kami pun berupaya mendapatkan biaya untuk Tata melanjutkan sekolah.
Tata sebelumnya tinggal di Asrama Sekolah SMPIT GIC sejak lebih dari dua tahun yang lalu. Bahkan saat ini, setelah dia lulus dari SMPIT GIC, Tata tetap berkeinginan tinggal di asrama sekolah karena masih berharap sekali untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Tata berharap ada tangan-tangan dermawan yang bersedia menanggung, atau setidaknya mengurangi biaya sekolahnya.
Prestasi akademik Tata memanglah biasa. Tidak ada yang menonjol. Namun Tata memiliki kelebihan, telah menguasai Juz 30 Al-Quran dan.
Saat ini Asrama Sekolah SMPIT GIC tempat Tata tinggal sehari-hari, rencananya akan dibongkar untuk kemudian dibangun lagi dengan kapasitas dan kualitas yang lebih baik.
Tata beserta para teman asramanya sangat berharap sekali mempunyai tempat tinggal yang lebih baik, lebih luas dan lebih nyaman. Untuk diketahui, asrama yang mereka tinggali saat ini dulunya adalah bekas warung yang direnovasi. Milik warga sekitar yang dibeli oleh pihak Yayasan dengan cara dicicil untuk kepentingan anak-anak.
Peletakan batu pertama pembangunan asrama ini rencananya dilakukan 5 Agustus 2018 mendatang. Kiranya para sahabat, ibu dan bapak serta para dermawan yang dimuliakan Allah, berkenan mewujudkan harapan Tata serta para sahabatnya untuk mempunyai tempat tinggal yang lebih baik lagi.
Semoga kiranya Allah SWT berkenan membalas kebaikan ibu bapak semua dengan yang lebih baik. Aamiin. []