مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al-Hakim)
Pendidikan dinilai sebagai bidang yang paling strategis untuk mewujudukan kesejahteraan nasional. Sumber Daya Manusia (SDM) cerdas dan berkarakter merupakan prasyarat terbentuknya peradaban yang tinggi. Sebaliknya, SDM yang rendah akan menghasilkan peradaban yang kurang gemilang pula.
Namun sudah bukan rahasia umum lagi jika keterbatasan ekonomi membuat banyak anak-anak -terutama yatim dhuafa- mengubur mimpinya dalam-dalam. Seakan-akan dunia membatasi mereka untuk bermimpi dan dipaksa menerima keadaan begitu saja.
Mendapatkan pendidikan yang kontinyu dan sustainable, pelatihan life skill dengan proporsi 60% teori, 20% entrepreuner skill dan 20% pembiasaan.
Berdasarkan Iptek dan Imtak
“… Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik …” (QS. Al-Baqarah [2]: 220)
